Rabu, 21 Maret 2018

ANALISIS VISI MISI PERUSAHAAN


LATAR BELAKANG 
Dalam membangun masa depan organisasi, perlu ditetukan terlebih dahulu apakah organisasi akan berusaha (Misi Organisasi). Dengan demikian  misi organisasi merupakan capaian yang ingin diraih untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Setelah ditentukan misi organisasi, langkah berikutnya adalah menggambarkan kondisi organisasi dimasa depan yang akan diwujudkan (Visi Organisasi). Visi dan misi dapat juga menjadi sumber inspirasi dalam mengembangkan kerja, inovasi, kreativitas dan semangat kerja. Sebuah lembaga yang semua kinerjanya didasarkan pada visi dan misi yang telah disusun, maka lembaga tersebut akan terarah, terfokus dan terukur termasuk di dalamnya visi dan misi dalam kehumasan. Sebaliknya, lembaga yang tidak didasarkan pada visi dan misi ataupun sudah ada visi dan misi tetapi tidak dipahami oleh anggotanya, maka lembaga tersebut bisa tidak terarah dan tidak berjalan dengan baik (Machali & Hidayat, dalam Purnomo, 2015).

VISI DAN MISI 
PT INFOFOOD

VISI
Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsusi dan menjadi pemimpin di industri makan.
MISI
Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan.

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk
VISI
Menjadi dealer otomotif  yang terbaik di Indonesia melalui proses dan layanan pelanggan yang bertaraf internasional.
MISI
1. Memberikan layanan terbaik kepada pelanggan
2. Mencapai pangsa pasar nomor 1 untuk kendaraan Toyota
3. Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan baik bagi karyawan
4. Menciptakan nilai tambah ekonomis yang positif bagi shareholders


BPJS KESEHATAN
VISI
Terwujudnya jaminan kesehatan (JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh penduduk indonesia pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
MISI
  1. Meningkatkan kualitas layanan yang berkadilan kepada peserta, pemberi layanan kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya melalui sistem kerja yang efektif dan efisien.
  2. Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh Indonesia paling lambat 1 Januari 2019 melalui penigkatan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan dan medorong partisipasi masyarakat serta meningkatkan kepatuhan kepesertaan.
  3. Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan mengoptimalkan kolektibiltas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan dan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.
  4. Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS melalui peningkatan kerja sama antar lembaga, kemitraan, koordinasi dan komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan. 
  5. Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan didukung  SDM yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi, pengelolaan proses bisnis dan manajemen resiko yang efektif dan efisien serta infrastruktur dan teknologi informasi yang handal. 

ANALISIS VISI MISI
1.      PT INDOFOOD
  • Spesifik: Visi dan misi sudah jelas. Dimana PT Indofood ini fokus pada industri makanan, sudah menjadi pemimpin di industri makanan dan sudah membawa nama Indonesia di dunia dalam bidang industri makanan.
  • Measurable: ukuranya dari kepuasan konsumen terhadap produknya, selalu berinovasi khususnya selera konsumen.
  • Attainable: cara mencapainya sudah sangat jelaas.
  • Reservable: sangat beralasan karena Indofood ini dibangun untuk memenuhi tuhan pangan konsumen.
  • Timely: sudah jelas dan dalam waktu yang selamanaya fokus di industri makanan.


2.      ASTRA INTERNATIONAL
  • Spesifik: visi dan misi sudah sangat jelas. Dimana PT Astra ini fokus pada dealer otomotif kendaraan Toyota yang baik dan bertaraf internasional.
  • Measurable: ukuran dari PT Astra ini adalah memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan, lingkungan yang nyaman dan aman bagi karyawan dan bertaraf internasional.
  • Attainable: cara pencapaian visi dan misinya sudah sangat jelas.
  • Reservabe: PT Astra Internasionl ini dibuat sangat beralasan karena ingin menjadi nomor 1 untuk kendaraan toyota yang mengutamakan pelayanan terbaik kepada pelangganya dan bertaraf internasional.
  • Timely: Kurang jelas. Dimana sekarang banyak bermunculan dealer yang lebih bagus dan berftaraf international.

3.      BPJS
  • Spesifik: sudah memperluas kepesertaan BPJS. Namun tidak transparan dan informasi yang disampaikan tidak tersebar secara luas di Indonesia.
  • Measurable: BPJS tersebar keseluruh masyarakat Indonesia secara merata dan adil, meningkatnya kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkkan BPJS,  
  • Attainable: belum jelas.
  • Reservable: sangat beralasan karena kartu BPJS sangat membantu kepada masyarakat yang kurang mampu dalam membeli obat.
  • Timely: sangat jelas. Dimana pada tahun 2019 sudah terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas.



DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, S. (2015). Pengembangan sasaran, visi dan misi hubungan masyarakat di lembaga pendidikan berbasis kepuasan pelanggan. Jurnal Kependidikan, 3, 52-69.




Rabu, 14 Maret 2018

BISNIS PROSES


PENDAHULUAN

Proses bisnis adalah arus kerja dari bahan baku, informasi dan pengetahuan seperangkat aktivitas. Proses bisnis terhubung dengan sekumpulan kegiatan yang saling terhubung dan perilaku yang telah dikembangkan perusahaan untuk memproduksi hasil tertentu dan cara unik bagaimana mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Contoh proses bisnis adalah pengembangan produk baru, pembuatan dan pemenuhan pesanan, penciptaan perencanaan pemasaran, dan perekrutan karyawan. Proses bisnis organisasi mencakup adanya aturan formal yang telah dikembangkan sejak dulu untuk menyelesaikan satu tugas. Contohnya seperti bagaimana pelanggan menerima kredit atau bagaimana caranya menarik pelanggan yang ditentukan oleh sistem informasi. Namun, ada juga beberapa bisnis yang masih memiliki aturan informal seperti cara menjawab panggilan telepon dari rekan kerja ataupun pelanggan. Penilaian kinerja perusahaan sangat tergantung kepada seberapa baik proses bisnis dirancang dan dikoordinasikan. Proses bisnis perusahaan dapat menjadi sumber kekuatan kompetitif jika dapat memungkinkan perusahaan untuk berinovasi atau untuk menjalankan lebih baik dari pesaingnya.
Permasalahan proses bisnis yang ada di perusahaan mengenai proses bisnis seperti yan terdapat di jurnal Binus business review (Wimpertiwi, D., dll. 2014) yang menyatakan bahwa perusahaan susu kedelai “XYZ” terdapat kelemahan pada manajemen perusahaan. Perusahaan ini sudah berdiri sekitar tiga tahun. Namun, perkembangannya tidak sesuai dengan penataan dan pengelolaan proses bisnisnya yang kurang memadai yang mengakibatkan banyak keluhan dari karyawan dan pelanggan. Perusahaan ini juga masih dijalankan secara manual sehingga manimbulkan banyak masalah seperti kesalahan dalam perhitungan jumlah total bayar, pencatatan daftar harga masih dalam buku sehingga butuh waktu yang lama untuk mencari harga yang diinginkan, data stok yang tidak sesuai dengan yang digudang dan sulit membuat data pelaporan karena nota dan catatan penjualan dan persediaan barang yang tidak diarsipkan dengan baik dan benar.
            Permasalahan lain juga ditemukan dalam jurnal informasi (Ramdhani, M. A. 2015) dimana terdapat studi kasus dalam institusi perguruan tinggi XYZ yang menerapkan model Business Process Modeling Notation (BPMN) dalam proses bisnis sistem akademiknya. Dalam jurnal tersebut dikaji tiga hal seputar sistem penerimaan mahasiswa baru, akademik dan perpustakaan. Pertama, proses bisnis penerimaan mahasiswa baru dimulai drai proses pendaftaran calon mahasiswa dibagian pendaftaran dan pengumpulan berkas persyaratan. Setelah itu, dilakukannya tes seleksi. Ketika mahasiswa sudah lulus seleksi, calon mahasiswa tersebut melakukan pendaftaran ulang untuk melengkapi persyaratan. Setelah melakukan pendaftaran ulang selanjutnya dimasukan ke dalam sistem akademik untuk di proses lebih lanjut. Kedua, proses bisnis untuk akademik. Proses yang dilakukan sangat ketergatungan satu sama lain diantaranya registrasi mahasiswa baru dan mahasiswa lama, proses perwalian, penentuan jadwal, perhitungan nilai, proses perkuliahan sampai proses kelulusan mahasiswa. Ketiga, proses bisnis perpustakaan diantaranya mengelola koleksi perpustakaan seperti buku, majalah dan lain-lain. Lalu layanan sirkulasi perpustakaan meliputi proses pendaftaran anggota, peminjaman dan pengembalian buku dan denda. Dari penjelasan diatas, bahwa dalam bisnis diutamakan untuk tahu bagaimana proses bisnis yang dapat di tetapkan oleh suatu perusahaan yang digunaka untuk memperbaiki lagi sistem yang ada di perusahaan.

TEORI BISNIS PROSES
Terdapat teori menurut Jeston dan Niles yang mengungkapkan bahwa BPM (Business Process Management) adalah pencapaian tujuan organisasi yang melalui perbaikan, pengelolaan dan pengendalian dari suatu proses bisnis yang penting. BPM juga merupakan bagian dari manajemen, tidak hanya memperbaiki dan merancang ulang sistem bisnisnya tetapi teknik yang digunakan untuk mendukung, merancang, menganalisa dan mendukung proses bisnis organisasi agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Faktor pendukung oranisasi untuk melakukan BPM ada 7, yaitu:
·         Organisasi
·         Management
·         Employee
·         Customer/Pelanggan
·         Produk dan Layanan
·         Proses
·         Teknologi dan informasi
Komponen keberhasilan BPM
1.      Proses: harus adanya tingkatan yang tepat dari inovasi dan desain ulang proses bisnis yang dihubungkan dengan strategi organisasi dan tujuan proses bisnis dalam organisasi.
2.      People: kunci untuk pelaksanaan proses baru yang diajukan. Setiap organisasi harus memiliki pengukuran kinerja yang tepat dan struktur manajemen dalam proses utama.
3.      Teknologi: alat pendukung untuk proses dan people.

ANALISIS
Dalam jurnal pertama dengan judul “konsep business process reengineering untuk memerbaiki kinerja bisnis menjadi lebih baik: studi kasus perusahaan susu kedelai “XYZ”” terdapat masalah dalam perusahaannya yaitu kekurangan pada manajemen operasional, banyaknya perintah dan kontrol pada sistem operasi, serta pencatatan yang masih manual. Sedangkan dalam jurnal kedua dengan judul “analisis proses bisnis pada percetakan Bhinneka Riyant” terdapat masalah yaitu terjadinya penurunan pendapatan sebesar 6,03% karena adanya penurunan kinerja dan adanya kendala dalam proses bisnisnya. Mengacu pada teori diatas, maka faktor utama yang berpengaruh dalam bisnis proses adalah people. Orang adalah kunci utama untuk melaksanakan proses dan manajemen baru yang diajukan. Elain itu, terdapat proses yang penting dilakukan untuk terus berinovasi suatu perusahaan dan mendesain ulang proses bisnis yang cocok diterapkan dalam perusahaan. Pemafaatan teknologi juga sangat berpengaruh. Dimana teknnologi membantu proses dan orang dalam menjalankan proses bisnis.

KESIMPULAN
            Dalam sebuah perusahaan, bisnis proses sangat dibutuhkan. Bisnis proses juga ditujukan untuk memperbaiki perusahaan secara signifikan. Salah satunya dengan business process reengginering (BPR). Penerapan bisnis proses antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya mungkin berbeda tetapi metode yang digunakan sama. Proses bisnis yang dapat dilakukan dalam permasalahan diatas adalah dengan cara mengidentifikasi masalah, membangun dan membuat bisnis proses yang baru, pembelian bahan baku, produksi, pengiriman barang, promosi, pelayanan pelanggan, menunjang dalam hal keuangan, pengembangan produk, pengembangan tekologi dan pengembangan sumber daya manusia.


SARAN
Sebaiknya setiap perusahaan memiliki bisnis proses yang baik untuk menunjang semua kegiatan dalam perusahaan. Selain itu, sebaiknya perusahaan mengganti cara-cara yang tradisional dengan cara yang modern. Contohnya dalam hal ini adalah promosi. Sekarang, promosi tidak lagi dengan cara menyebarkan brosur dan pamphlet di jalan. Namun untuk promosi sudah bisa menggunakan website maupun sosial media. Pemanfaatan teknologi informasi seperti sosial media dan website dapat membuat dan menarik pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA
Jeston, J. & Nelis, J. 2006. Business process management. Hungary: Elsevier Ltd.
Weske, M. 2007. Business process management. New York: acid free-paper.
Mondy, R. W., & Martocchio, J. J. 2016. Human Resource Management. England: Pearson education limited.
Ramdhani, M. A. (2015). Pemodelan proses bisnis sistem akademik menggunakan Pendekatan Business Process Modelling Notation (BPMN). Jurnal informasi, 2, 83-93.
Wimpertiwi, D., Sasongko, S. A., & Kurniawan, A. (2014). Konsep business process reengineering untuk memperbaiki kinerja bisnis menjadi lebih baik. Binus business review, 5, 658-668.
Bradley, P., Bownea, J., Jackson, S., & Jagdey, H. (1995) Business Process Reengineering (BPR) a study of software tools currently available.  Computers in Indutry, 25(3), 309-330.