PT Sido Muncul merupakan perusahaan jamu yang bergerak dibidang farmasi (herbal), artinya bahwa PT Sido Muncul dalam menjalankan kegiatan usahanya di bidang atau berkaitan dengan sumber daya alam. Maka, PT Sido Muncul wajib melaksanakan CSR sesuai dengan yang diamanatkan dalam pasal 74 ayat (1) Undang Undang Perseroan Terbatas.
Bentuk-bentuk dari tanggungjawab sosial perseroan yang dilakukan PT Sido Muncul Semarang untuk masyarakat adalah:
1. Desa rempah: meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik pelaku usaha maupun masyarakat sekitar.
2. Operasi katarak gratis: kegiatan ini dilatarbelakangi karena penderita katarak di Indonesia masih sangat tinggi terutama dari golongan masyarakat kurang mampu.
3. Pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis untuk siswa SD
Bekerjasama dengan PERDAMI dan Dinas Pendidikan sejak tahun 2013, PT Sido Muncul melakukan pemeriksaan mata untuk siswa sekolah dasar di Semarang, Yogyakarta dan sekitarnya. Khususnya para siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Pada tahun 2014 kegiatan ini diperluas ke Surabaya dan kota-kota lainnya. Para siswa diberikan bantuan kacamata gratis bila hasil pemeriksaan mendeteksi adanya gangguan mata/infeksi seperti rabun jauh.
4. Mudik gratis
Bermula dari keinginan untuk memberikan penghargaan kepada para penjual jamu menjelang hari raya Idul Fitri. Kemudian melihat adanya permasalahan yang dihadapi penjual jamu saat lebaran, yaitu kesulitan mendapatkan sarana transportasi mudik yang aman dan nyaman. Program ini sejak 1991 hingga sekarang.
5. Sido Muncul Tanggap Bencana
Kegiatan untuk membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah seperti bencaa banjir, tanah longsor, gunung meletus dan kebakaran. Sido muncul membantu dengan cara memberikan obat, bahan makanan dan sejumlah uang.
6. Pemberian beasiswa untuk pelajar
Kegiatan ini sudah berlangsung di SD Desa Diwak yang berjumlah 122 anak tiap tahunnya dengan diberikan bantuan pendidika utuk membeli keperluan sekolah.
Dalam menerapkan implementasi CSR di PT Sido Muncul terdapat tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Tahap perencanaan: memberikan pedoman bahwa korporasi bukan sebagai entitas yang mementingkan diri sendiri saja. Tahapan ini bersifat upgade.
2. Tahap implementasi: perlu adanya pihak ketiga yaitu direksi sebagai pelaksana tanggungjawab sosial dan lingkungan, serikat pekerja dan masyarakat agar dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran.
3. Tahap evaluasi: kegiatan yang sudah dilaksanakan setidaknya dalam kurun satu tahun akan dievaluasi satu per satu dari semua program yang telah dilaksanakan. Proses ini melibatkan dua pihak yaitu pihak manajemen dan serikat pekerja.
Kendala:
- Eksternal perusahaan: regulasi mengenai pelaksanaan CSR yang masih kabur dan belum jelas, adanya pro kotra dengan berdirinya PT Sido Muncul di daerahnya, tumpang tindih program CSR dengan perusahaan lain dan adanya dugaan pencemaran lingkungan yang membuat masyarakat tidak percaya terhadap Sido Muncul.
- Internal perusahaan: pemahaman mengenai pelaksanaan CSR antar pemangku kepentingan berbeda-beda dan kemampuan finansial dari PT Sido Muncul untuk menjalankan programnya.
Sumber
Ayuning., Aminah., & Setiawati, T. W. (2016). Implementasi corporate social responsibility (CSR) oleh perusahaan jamu PT Sido Muncul Semarang. Diponegoro Law Journal, 5, 1-12.
Rabu, 02 Mei 2018
Rabu, 21 Maret 2018
ANALISIS VISI MISI PERUSAHAAN
LATAR BELAKANG
Dalam
membangun masa depan organisasi, perlu ditetukan terlebih dahulu apakah
organisasi akan berusaha (Misi Organisasi). Dengan demikian misi
organisasi merupakan capaian yang ingin diraih untuk membawa organisasi
mewujudkan masa depannya. Setelah ditentukan misi organisasi, langkah
berikutnya adalah menggambarkan kondisi organisasi dimasa depan yang akan
diwujudkan (Visi Organisasi). Visi dan misi dapat juga menjadi sumber inspirasi
dalam mengembangkan kerja, inovasi, kreativitas dan semangat kerja. Sebuah
lembaga yang semua kinerjanya didasarkan pada visi dan misi yang telah disusun,
maka lembaga tersebut akan terarah, terfokus dan terukur termasuk di dalamnya
visi dan misi dalam kehumasan. Sebaliknya, lembaga yang tidak didasarkan pada
visi dan misi ataupun sudah ada visi dan misi tetapi tidak dipahami oleh
anggotanya, maka lembaga tersebut bisa tidak terarah dan tidak berjalan dengan
baik (Machali & Hidayat, dalam Purnomo, 2015).
VISI DAN MISI
PT INFOFOOD
VISI
Menjadi perusahaan yang dapat
memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk
dikonsusi dan menjadi pemimpin di industri makan.
MISI
Menjadi perusahaan transnasional
yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk
VISI
Menjadi dealer otomotif yang terbaik di Indonesia
melalui proses dan layanan pelanggan yang bertaraf internasional.
MISI
1.
Memberikan layanan terbaik kepada pelanggan
2.
Mencapai pangsa pasar nomor 1 untuk kendaraan Toyota
3.
Menyediakan lingkungan kerja yang aman dan baik bagi karyawan
4.
Menciptakan nilai tambah ekonomis yang positif bagi shareholders
BPJS KESEHATAN
VISI
Terwujudnya jaminan kesehatan
(JKN-KIS) yang berkualitas dan berkesinambungan bagi seluruh penduduk indonesia
pada tahun 2019 berlandaskan gotong royong yang berkeadilan melalui BPJS
kesehatan yang handal, unggul dan terpercaya.
MISI
- Meningkatkan kualitas layanan yang berkadilan kepada
peserta, pemberi layanan kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya
melalui sistem kerja yang efektif dan efisien.
- Memperluas kepesertaan JKN-KIS mencakup seluruh
Indonesia paling lambat 1 Januari 2019 melalui penigkatan kemitraan dengan
seluruh pemangku kepentingan dan medorong partisipasi masyarakat serta
meningkatkan kepatuhan kepesertaan.
- Menjaga kesinambungan program JKN-KIS dengan
mengoptimalkan kolektibiltas iuran, sistem pembayaran fasilitas kesehatan
dan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.
- Memperkuat kebijakan dan implementasi program JKN-KIS
melalui peningkatan kerja sama antar lembaga, kemitraan, koordinasi dan
komunikasi dengan seluruh pemangku kepentingan.
- Memperkuat kapasitas dan tata kelola organisasi dengan
didukung SDM yang profesional, penelitian, perencanaan dan evaluasi,
pengelolaan proses bisnis dan manajemen resiko yang efektif dan efisien
serta infrastruktur dan teknologi informasi yang handal.
ANALISIS VISI MISI
1.
PT INDOFOOD
- Spesifik: Visi dan misi sudah jelas. Dimana PT Indofood ini fokus pada industri makanan, sudah menjadi pemimpin di industri makanan dan sudah membawa nama Indonesia di dunia dalam bidang industri makanan.
- Measurable: ukuranya dari kepuasan konsumen terhadap produknya, selalu berinovasi khususnya selera konsumen.
- Attainable: cara mencapainya sudah sangat jelaas.
- Reservable: sangat beralasan karena Indofood ini dibangun untuk memenuhi tuhan pangan konsumen.
- Timely: sudah jelas dan dalam waktu yang selamanaya fokus di industri makanan.
2.
ASTRA INTERNATIONAL
- Spesifik: visi dan misi sudah sangat jelas. Dimana PT Astra ini fokus pada dealer otomotif kendaraan Toyota yang baik dan bertaraf internasional.
- Measurable: ukuran dari PT Astra ini adalah memberikan pelayanan yang baik bagi pelanggan, lingkungan yang nyaman dan aman bagi karyawan dan bertaraf internasional.
- Attainable: cara pencapaian visi dan misinya sudah sangat jelas.
- Reservabe: PT Astra Internasionl ini dibuat sangat beralasan karena ingin menjadi nomor 1 untuk kendaraan toyota yang mengutamakan pelayanan terbaik kepada pelangganya dan bertaraf internasional.
- Timely: Kurang jelas. Dimana sekarang banyak bermunculan dealer yang lebih bagus dan berftaraf international.
3.
BPJS
- Spesifik: sudah memperluas kepesertaan BPJS. Namun tidak transparan dan informasi yang disampaikan tidak tersebar secara luas di Indonesia.
- Measurable: BPJS tersebar keseluruh masyarakat Indonesia secara merata dan adil, meningkatnya kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkkan BPJS,
- Attainable: belum jelas.
- Reservable: sangat beralasan karena kartu BPJS sangat membantu kepada masyarakat yang kurang mampu dalam membeli obat.
- Timely: sangat jelas. Dimana pada tahun 2019 sudah terwujudnya jaminan kesehatan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, S. (2015). Pengembangan sasaran,
visi dan misi hubungan masyarakat di lembaga pendidikan berbasis kepuasan
pelanggan. Jurnal Kependidikan, 3, 52-69.
Rabu, 14 Maret 2018
BISNIS PROSES
PENDAHULUAN
Proses bisnis adalah arus kerja dari
bahan baku, informasi dan pengetahuan seperangkat aktivitas. Proses bisnis
terhubung dengan sekumpulan kegiatan yang saling terhubung dan perilaku yang
telah dikembangkan perusahaan untuk memproduksi hasil tertentu dan cara unik
bagaimana mengorganisasikan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan. Contoh
proses bisnis adalah pengembangan produk baru, pembuatan dan pemenuhan pesanan,
penciptaan perencanaan pemasaran, dan perekrutan karyawan. Proses bisnis
organisasi mencakup adanya aturan formal yang telah dikembangkan sejak dulu
untuk menyelesaikan satu tugas. Contohnya seperti bagaimana pelanggan menerima
kredit atau bagaimana caranya menarik pelanggan yang ditentukan oleh sistem
informasi. Namun, ada juga beberapa bisnis yang masih memiliki aturan informal
seperti cara menjawab panggilan telepon dari rekan kerja ataupun pelanggan. Penilaian
kinerja perusahaan sangat tergantung kepada seberapa baik proses bisnis
dirancang dan dikoordinasikan. Proses bisnis perusahaan dapat menjadi sumber
kekuatan kompetitif jika dapat memungkinkan perusahaan untuk berinovasi atau
untuk menjalankan lebih baik dari pesaingnya.
Permasalahan
proses bisnis yang ada di perusahaan mengenai proses bisnis seperti yan
terdapat di jurnal Binus business review (Wimpertiwi, D., dll. 2014) yang
menyatakan bahwa perusahaan susu kedelai “XYZ” terdapat kelemahan pada
manajemen perusahaan. Perusahaan ini sudah berdiri sekitar tiga tahun. Namun,
perkembangannya tidak sesuai dengan penataan dan pengelolaan proses bisnisnya
yang kurang memadai yang mengakibatkan banyak keluhan dari karyawan dan
pelanggan. Perusahaan ini juga masih dijalankan secara manual sehingga
manimbulkan banyak masalah seperti kesalahan dalam perhitungan jumlah total
bayar, pencatatan daftar harga masih dalam buku sehingga butuh waktu yang lama
untuk mencari harga yang diinginkan, data stok yang tidak sesuai dengan yang
digudang dan sulit membuat data pelaporan karena nota dan catatan penjualan dan
persediaan barang yang tidak diarsipkan dengan baik dan benar.
Permasalahan lain juga ditemukan dalam jurnal informasi
(Ramdhani, M. A. 2015) dimana terdapat studi kasus dalam institusi perguruan
tinggi XYZ yang menerapkan model Business
Process Modeling Notation (BPMN) dalam proses bisnis sistem akademiknya. Dalam
jurnal tersebut dikaji tiga hal seputar sistem penerimaan mahasiswa baru,
akademik dan perpustakaan. Pertama, proses bisnis penerimaan mahasiswa baru
dimulai drai proses pendaftaran calon mahasiswa dibagian pendaftaran dan
pengumpulan berkas persyaratan. Setelah itu, dilakukannya tes seleksi. Ketika
mahasiswa sudah lulus seleksi, calon mahasiswa tersebut melakukan pendaftaran
ulang untuk melengkapi persyaratan. Setelah melakukan pendaftaran ulang
selanjutnya dimasukan ke dalam sistem akademik untuk di proses lebih lanjut. Kedua,
proses bisnis untuk akademik. Proses yang dilakukan sangat ketergatungan satu
sama lain diantaranya registrasi mahasiswa baru dan mahasiswa lama, proses
perwalian, penentuan jadwal, perhitungan nilai, proses perkuliahan sampai
proses kelulusan mahasiswa. Ketiga, proses bisnis perpustakaan diantaranya
mengelola koleksi perpustakaan seperti buku, majalah dan lain-lain. Lalu
layanan sirkulasi perpustakaan meliputi proses pendaftaran anggota, peminjaman
dan pengembalian buku dan denda. Dari penjelasan diatas, bahwa dalam bisnis
diutamakan untuk tahu bagaimana proses bisnis yang dapat di tetapkan oleh suatu
perusahaan yang digunaka untuk memperbaiki lagi sistem yang ada di perusahaan.
TEORI
BISNIS PROSES
Terdapat teori menurut
Jeston dan Niles yang mengungkapkan bahwa BPM (Business Process Management) adalah pencapaian tujuan organisasi
yang melalui perbaikan, pengelolaan dan pengendalian dari suatu proses bisnis
yang penting. BPM juga merupakan bagian dari manajemen, tidak hanya memperbaiki
dan merancang ulang sistem bisnisnya tetapi teknik yang digunakan untuk
mendukung, merancang, menganalisa dan mendukung proses bisnis organisasi agar
mencapai tujuan yang diinginkan.
Faktor pendukung
oranisasi untuk melakukan BPM ada 7, yaitu:
·
Organisasi
·
Management
·
Employee
·
Customer/Pelanggan
·
Produk dan Layanan
·
Proses
·
Teknologi dan informasi
Komponen keberhasilan
BPM
1.
Proses: harus adanya tingkatan yang
tepat dari inovasi dan desain ulang proses bisnis yang dihubungkan dengan
strategi organisasi dan tujuan proses bisnis dalam organisasi.
2.
People: kunci untuk pelaksanaan proses
baru yang diajukan. Setiap organisasi harus memiliki pengukuran kinerja yang
tepat dan struktur manajemen dalam proses utama.
3.
Teknologi: alat pendukung untuk proses
dan people.
ANALISIS
Dalam jurnal pertama
dengan judul “konsep business process
reengineering untuk memerbaiki kinerja bisnis menjadi lebih baik: studi
kasus perusahaan susu kedelai “XYZ”” terdapat masalah dalam perusahaannya yaitu
kekurangan pada manajemen operasional, banyaknya perintah dan kontrol pada
sistem operasi, serta pencatatan yang masih manual. Sedangkan dalam jurnal
kedua dengan judul “analisis proses bisnis pada percetakan Bhinneka Riyant”
terdapat masalah yaitu terjadinya penurunan pendapatan sebesar 6,03% karena
adanya penurunan kinerja dan adanya kendala dalam proses bisnisnya. Mengacu pada
teori diatas, maka faktor utama yang berpengaruh dalam bisnis proses adalah people. Orang adalah kunci utama untuk
melaksanakan proses dan manajemen baru yang diajukan. Elain itu, terdapat
proses yang penting dilakukan untuk terus berinovasi suatu perusahaan dan
mendesain ulang proses bisnis yang cocok diterapkan dalam perusahaan. Pemafaatan
teknologi juga sangat berpengaruh. Dimana teknnologi membantu proses dan orang
dalam menjalankan proses bisnis.
KESIMPULAN
Dalam sebuah
perusahaan, bisnis proses sangat dibutuhkan. Bisnis proses juga ditujukan untuk
memperbaiki perusahaan secara signifikan. Salah satunya dengan business process reengginering (BPR). Penerapan
bisnis proses antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya mungkin berbeda
tetapi metode yang digunakan sama. Proses bisnis yang dapat dilakukan dalam
permasalahan diatas adalah dengan cara mengidentifikasi masalah, membangun dan
membuat bisnis proses yang baru, pembelian bahan baku, produksi, pengiriman
barang, promosi, pelayanan pelanggan, menunjang dalam hal keuangan, pengembangan
produk, pengembangan tekologi dan pengembangan sumber daya manusia.
SARAN
Sebaiknya setiap
perusahaan memiliki bisnis proses yang baik untuk menunjang semua kegiatan
dalam perusahaan. Selain itu, sebaiknya perusahaan mengganti cara-cara yang
tradisional dengan cara yang modern. Contohnya dalam hal ini adalah promosi. Sekarang,
promosi tidak lagi dengan cara menyebarkan brosur dan pamphlet di jalan. Namun untuk
promosi sudah bisa menggunakan website maupun sosial media. Pemanfaatan
teknologi informasi seperti sosial media dan website dapat membuat dan menarik
pelanggan.
DAFTAR
PUSTAKA
Jeston, J. & Nelis,
J. 2006. Business process management. Hungary: Elsevier Ltd.
Weske, M. 2007.
Business process management. New York: acid free-paper.
Mondy,
R. W., & Martocchio, J. J. 2016. Human Resource Management. England:
Pearson education limited.
Ramdhani,
M. A. (2015). Pemodelan proses bisnis sistem akademik menggunakan Pendekatan
Business Process Modelling Notation (BPMN). Jurnal informasi, 2, 83-93.
Wimpertiwi,
D., Sasongko, S. A., & Kurniawan, A. (2014). Konsep business process
reengineering untuk memperbaiki kinerja bisnis menjadi lebih baik. Binus
business review, 5, 658-668.
Bradley,
P., Bownea, J., Jackson, S., & Jagdey, H. (1995) Business Process
Reengineering (BPR) a study of software tools currently available. Computers in Indutry, 25(3), 309-330.
Langganan:
Postingan (Atom)